Rabu, 13 Februari 2019

Siapakah Manusia Indonesia?

Identitas Nasional :
Siapakah Manusia Indonesia?
      Identitas nasional menurut Koenta Wibisono adalah manifesti nilai-nilai budaya yang tumbuhdan berkembang pada aspek kehidupan sebuah bangsa dengan ciri khasnya, yang membuat berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Dan identitas nasional menurut Toyanbee adalah ciri khas suatu bangsa yang ialah lokal genius dalam menghadapi  tantangan dan respon. Jika tantangan besar sementara respon kecil maka bangsa tersebut akan punah. Namun apabila tantangan kecil sementara respon besar maka bangsa tersebut akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Maka dapat kita simpulkan bahwa identitas nasional yaitu jati diri suatu bangsa yang memiliki ciri khas masing-masing tiap negara, serta suatu negara yang baik yaitu memiliki daya pikir yang cukup kritis agar negara tersebut data mengikuti jaman yang dengan seiring waktu terus berubah tiap jamannya. Berubahnya tiap jaman juga memberikan dampak yang baik maupun buruk, seperti generasi milenial seperti sekarang yang terkadang lebih menirukan gaya yang ada pada budaya barat dan terkadang budaya yang dibawa juga tidak terlalu cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Dampak buruk bagi identitas nasional yang disebabkan dengan adanya perubahan jaman seperti generasi milenial sekarang yaitu adanya penggunaan jaringan internet yang mudah diakses untuk semua orang. Internet yang memudahkan mendapatkan informasi ternyata memberikan dampak buruk yaitu menurunkan sifat patriotisme karena beberapa orang mengira bahwa di luar negeri memiliki budaya yang lebih bagus, yang dapat lebih bebas dalam berperilaku, dan beberapa orang juga berpikir jika kita dapat menirukan budaya luar negeri menjadikan kita orang yang bisa mengikuti jaman, dan jika tidak dapat mengikuti maka akan dihina karena dianggap orang yang kuno dan tidak mau mengikuti jaman milenial. Hal ini yang terkadang perlu adanya penjagaan dari orang tua agar internet digunakan  untuk mengembangkan ke kreativitasan seseorang dalam membangun bangsa yang lebih maju, dengan membandingkan dan berpikir lebih maju dengan negara lainnya. Adanya internet yang merupakan dampak dari globalisasi yaitu kemajuan teknologi dan komunikasi merupakan unsur terbesar yang sudah terjadi dalam penyimpangan identitaa negara kita. Hal ini juga bersangkutan dengan pola piker yang lemaah akan identitas nasional Indonesia.
Tetapi globalisasi juga memiliki dampak positif yang cukup besar pula, karena kecanggihan teknologi dan komunikasi tercipta adanya pasar internasional yang mampu meningkatkan kesempatan kerja dan peluang untuk mendirikan usaha dan mengurangi angka penggangguran di masyarakat. Dengan adanya pasar internasional, perekonomian masyarakat dapat tumbuh lebih dan lebih sejahtera. Selain itu dampa positif yang diberikan oleh globalisasi adalah semakin majunya ilmu pengetahuan di Indonesia karena mudahnya mengakses dalam mencari segala informasi melalui internet. Mudahnya mendapatkan informasi dari luar negeri, negara Indonesia mampu bersaing dengan negara lain karena masyarakat memiliki banyak sumber informasi dan pengetahuan yang luas untuk mempertahankan apa yang dimiliki.
Perubahan jaman yang ada dapat menjadi positif jika kita dapat membenahkan pola pikir tiap masyarakat sedini mungkin, pola pikir tersebut dapat kita benahi dengan adanya pendidikan, pendidikan formal seperti sekolah dan pendidikan nonformal yang berasal dari keluarga dan lingkungan masyarakat. Pembenahan pola piker yaitu menanamkan rasa cinta tanah air, rasa ingin membangun  bangsa yang lebih maju lagi.
Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan banyaknya ragam suku, agama, budaya, dan ras. Banyaknya keragaman yang ada di Indonesia membuat tidak mudah untuk disama ratakan, karena tiap wilayah memiliki budaya itu sendiri. Adanya hal ini yang membuat Indonesia memiliki ciri khusus yaitu adanya pancasila yaitu berisikan lima peraturan yang sangat dasar untuk menjaga kesatuan dan persatuan. Tidak hanya pancasila yang sebagai identitas nasional Indonesia. Namun bendera, bahasa,lagu kebangsaan, burung garuda, serta UUD 1945 juga termasuk ciri identitas nasional Indonesia. Ketujuh simbol ini tidak dapat dirubah baik itu dikarenakan  oleh politik, sosial, ekonomi, maupun budaya. Karena dasar inilah yang harus kita pertahankan agar tidak menganggu kesejahteraan orang lain meskipun berbeda budaya dengan kita. Keterikatan inilah yang dapat menyatukan perbeedaan yang ada, banyak negara lain mengagumi negara kita karena dalam suatu negara memiliki bermacam perbedaan tetapi tidak menganggu sesama serta dapat hidup berdampingan.
        Perilaku positif yang ditanamkan sejak nenek moyang kita ini harus ditanamkan hingga generasi berikutnya, meskipun jaman berubah namun dapat hidup berdampingan dengan banyak perbedaan adalah tidak melihat jaman. Hal ini juga mengacu konsep pokok urgensi yaitu sebagai pemersatu bangsa, sebagai landasan untuk mewujudkan potensi yang dimiliki serta menjaga kewibawaaan bangsa dan negara Indonesia di mancanegara. Pola pikir yang sudah kuat ditanamkan sejak kecil ini diharapakan tidak mencampuradukan dengan semua urusan politik, pendidikan, ekonomi, sosial maupun budaya. Di Indonesia diajarkan untuk dapat bersikap secara adil yaitu memberikan hak dan menjalakan kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap masing masing individu. Ketika kita mengurangi hak maupun kewajiban yang ada, maka hal itu dapat menganggu keseimbangan antar masyarakat.
   Tujuan negara Indonesia selalu berhubungan dengan Tuhan atau keagamaan, usaha memenuhi kebutuhan hidup atau perekonomian, lingkugan sekitar atau sosial, dan kekuasaan atau politik. Keempat unsur tersebut merrupakan unsur yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan sehari-hari. Dimana terkadang kita selalu membawa politik untuk dapat naik jabatan yang membawa pengaruh untuk perbaikan ekonomi keluarga. Hal itu memang masih dibolehkan, asalkan tidak lepas dari nilai etika dan moral di Indonesia. Jika sudah melanggar etika dan moral maka orang tersebut akan sulit kembali diterima di masyarakat dan lunturnya nilai nasionalisme yang di milikinya.
       Contoh persoalan kehidupan berbangsa yang berkaitan dengan lunturnya nilai nasionalisme yaitu pada saaat kita upacara bendera, namun kita tidak memaknai artinya. Hal ini juga tidak menghormati dan menghargai para pahlawan yang bekerja keras untuk kemerdekaan Indonesia. Lalu kita tidak hafal hari besar keerdekaan di Indonesia, seperti hari kemerdekaan, hari guru ,dan lain lain. Adanya ketertarikan dengan produk luar negeri dan membandingkan produk luar masih lebih unggul dan tidak ingin dikatakan orang yang kuno, serta kurangnya kesadaran untuk mengibarkan bendera merah putih saat hari kemerdekaan Indonesia. Mungkin beberapa hal tersebut adalah hal kecil yang biasanya terjaadi saat di sekolah dan terkadang masih dianggap remeh namun karena beberapa hal kesalahan kecil tersebut adalah kesalahan yang harus di hilangkan sejak kecil bahkan sedini mungkin.Sifat nasionalisme dan patriotisme akan timbul jika kita menyadari bahwa hal itu penting bagi kita di masa mendatang, karena jika kita mampu bergerak lebih kritis dalam menetapkan pola berpikir maka negara kita tidak akan dijajah maupun diadu  domba oleh negara lain.
      Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah nilai nasionalisme sangatlah penting, nasionalisme tidak mengenal waktu bahkan generasi. Nasionalisme juga berasal dari kesadaran diri sendiri, jika kita memahami dengan sungguh-sungguh dan kita dapat membantu menyadarkan masyarakat yang terkadang menganggap remeh akan nilai nasionalisme. Nilai nasionalisme juga data dikembangkan dalam keluarga yaitu seperti memberikan pendidikan nasionalisme sedini mungkin, memberikan contoh yang baik bagi yang lebih muda dan bangga akan produk yang berada dalam negeri agar kekreatifitasan masyarakat Indonesia terus maju dan dapat bertanding dengan negara lain. Nilai nasionalisme juga dapat dikembangkan pada peran pendidikan yaitu agar siswa sudah diajarkan untuk memahami nilai nasionalisme dan identitas nasional yang ada di Indonesia. Dan mungkin sebagai figure dari pemerintah adalah membantu mengembangkan dan menjaga yang dimiliki oleh Indonesia seperti batik, dan adanya pameran kebudayaan maupun sejarah dari Indonesia. Tiga peran seperti keluarga, pendidikan, maupun pemerintah hanyalah faktor pendukung. Faktor utama adalah berasal dari kesadaran tiap pribadi masing-masing untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas individu yang akan berdampak baik pula bagi bangsa tersebut.
Daftar pustaka:
https://media.neliti.com
https://www.gurupendidikan.co.id/pembentukan-identitas-nasional-menurut/
https://www.kompasiana.com/mariaave/5c03f052aeebe1387e24ca7a/identitas-nasional-hilang-di-era-globalisasi
https//arindhaayuningtyas.wordpress.com
Agatha Angelina Jiuangga
PPBM
221710001